hari ini dia datang. datang dari kota tempat dia mencari nafkah. walaupun kami masih berada di pulau yang sama, dia tetap terasa jauh.

hari ini dia datang. entah untuk alasan apa. memberi materi di pelatihan fotografi di kampus? memperjuangkan cintanya dengan sang pacar di kota ini?

entahlah. bahkan saya tidak mampu menjawabnya. tapi yang bisa saya katakan adalah, saya merindukan dia. sangat.

merindukan pelukannya. merindukan dekap tangannya di punggungku. merindukan hangat bicaranya kepadaku.

saya ingat seorang sahabat lain bertanya kepada saya,

“emang kamu tidak pernah cerita sama dia? tentang dirimu yang berbeda? tentang semua perhatian itu?”

saya tidak akan pernah mengatakan hal yang sebenarnya. bahwa saya mencintai sesama. entah apakah dia menyadari atau tidak. segala bentuk perhatian yang saya berikan untuknya dulu. ketika kami masih sama sama di kampus.

setiap keringat yang saya basuh diwajahnya.

setiap cerita yang dia katakan padaku.

setiap perhatian yang dia tunjukkan padaku.

saya merindukannya. walaupun saya tahu tidak akan pernah memilikinya. hanya sebatas sahabat. itulah dia. saya bahkan tidak pernah berpikir yang lain dengannya,

ada sahabat lain lagi yang berkata,

“makanya kamu sering terombang ambing dengan perasaan kamu sendiri. memberikan perhatian dan harapan untuk orang yang tidak semestinya.”

hmm, apa yang bisa saya lakukan? saya yang pertama menangis ketika dia dari dokter dan berkata padaku bahwa penyakit di kepalanya semakin parah. saya yang pertama kali dia cari ketika dia mempunya masalah dengan ceweknya. saya yang entah pertama kali lagi untuknya.

hari ini dia datang ke makassar. saya telah menelponnya. dan rindu itu semakin menyergap telingaku. berharap besok akan ada waktuku untuk bertemu dengannya. sekali saja,

mr. urban

currently listening : elisa - stay